Sianosis pada Bayi: Tanda, Penyebab, Pencegahan, dan Cara Pengobatannya
Sianosis pada Bayi: Tanda, Penyebab, Pencegahan, dan Cara Pengobatannya
Rabu, 20 Desember 2023 11:47 WIB | 934 views

Ketika melihat tubuh bayi yang terlihat membiru, pasti orang tua akan merasa khawatir dan penasaran tentang kondisinya. Kemungkinan besar, ini adalah pertanda bahwa bayi mengalami sianosis.

Sianosis terjadi karena jumlah darah yang mengalir ke paru-paru berkurang, mengakibatkan berkurangnya pasokan oksigen ke tubuh. Sebagai hasilnya, bayi akan terlihat berwarna biru atau kebiruan. Menurut informasi dari Healthline, warna kebiruan pada bayi disebabkan oleh tingginya kadar hemoglobin terdeoksigenasi dalam darah di dekat permukaan kulit.

Hemoglobin adalah molekul yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen; hemoglobin teroksigenasi berwarna merah cerah, sementara hemoglobin terdeoksigenasi berwarna kebiruan.

Ada 2 kategori utama sianosis, yaitu sentral dan perifer. Sianosis sentral menyebabkan kebiruan pada bibir, lidah, dan kulit, terutama pada jari tangan dan kaki. Sementara itu, sianosis perifer hanya terlihat pada jari tangan dan kaki.


Penyebab sianosis pada bayi

Menurut informasi dari Medical News Today, penyebab paling umum sianosis adalah penyempitan jalur antara jantung dan paru-paru secara tiba-tiba. Penyempitan ini mengurangi jumlah darah yang menuju paru-paru. Sianosis bisa berarti bahwa paru-paru tidak memberikan oksigen ke darah dengan baik, atau tidak cukup darah yang mengandung oksigen untuk mencapai tubuh.

Anak-anak yang paling rentan terkena sianosis adalah mereka yang menderita tetralogi Fallot, salah satu bentuk penyakit jantung bawaan. Meskipun demikian, sianosis juga bisa terjadi pada anak-anak dengan bentuk penyakit jantung lain yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke paru-paru.

"Sianosis yang disebabkan oleh penyakit jantung bawaan seringkali terlihat segera setelah lahir, namun terkadang baru muncul ketika bayi sudah lebih besar," kata Dr. Karen Gill, seorang dokter anak berbasis di Amerika Serikat, seperti yang dikutip dari Healthline.


Tanda dan gejala sianosis

Dilansir dari laman HaiBunda, jika anak menunjukkan tanda dan gejala berikut, kemungkinan mengalami sianosis:

  • Kulit berubah menjadi biru, terutama di sekitar mulut dan wajah.

  • Merasa tidak nyaman atau rewel secara tiba-tiba.

  • Bernapas lebih cepat dan lebih dalam.

  • Pingsan atau merasa lemas.


Cara mencegah sianosis pada bayi

Beberapa kasus sianosis bersifat bawaan dan tidak dapat dicegah. Namun, langkah-langkah pencegahan dapat diambil untuk menghindari kondisi ini:

1. Jangan menggunakan air sumur
Hindari memberikan susu formula dengan air sumur atau memberikan bayi air sumur untuk diminum hingga usia di atas 12 bulan. Mendidih air tidak akan menghilangkan nitrat, dan kadar nitrat dalam air sebaiknya tidak melebihi 10 mg/L, karena kadar yang tinggi dapat mengganggu jantung dan paru-paru.

2. Batasi makanan kaya nitrat
Makanan seperti brokoli, bayam, bit, dan wortel yang kaya nitrat sebaiknya dibatasi pada bayi sebelum usia 7 bulan.

3. Hindari obat-obatan terlarang, merokok, alkohol, dan beberapa obat selama kehamilan
Mencegah penggunaan obat-obatan terlarang, merokok, alkohol, dan obat-obatan tertentu selama kehamilan dapat membantu mencegah cacat jantung bawaan. Jika Bunda memiliki diabetes atau penyakit yang memerlukan obat rutin, pastikan untuk menjaga penyakit tetap terkontrol dan di bawah pengawasan dokter.


Pengobatan sianosis pada bayi

Perawatan dan pengobatan akan bervariasi tergantung pada penyebab sianosis pada bayi. Jika penyakit jantung bawaan menjadi penyebab perubahan warna kulit bayi, tindakan pembedahan diperlukan untuk memperbaiki kelainan tersebut. Biasanya, operasi dilakukan sebelum bayi berusia satu tahun, terutama pada usia sekitar enam bulan atau lebih awal. Operasi yang berhasil akan meningkatkan pasokan oksigen, sehingga bayi tidak lagi terlihat biru.

Namun, jika kadar nitrat tinggi dalam air menjadi penyebab sindrom sianosis pada bayi, dokter mungkin perlu berkonsultasi dengan ahli toksikologi untuk menemukan cara terbaik mengatasi kondisi tersebut.

Menghindari sumber kontaminasi nitrat, seperti air sumur atau air keran, menjadi sangat penting bagi semua anak yang mengalami kondisi ini. Dokter akan melakukan pemantauan ketat pada anak-anak dengan sianosis ringan untuk memastikan bahwa mereka tidak mengalami masalah kesehatan tambahan.

Untuk anak-anak dengan kondisi yang lebih parah, mungkin diperlukan penggunaan obat metilen biru, yang akan diberikan melalui suntikan oleh dokter.

Semoga informasi mengenai sianosis, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatan, dapat membantu merawat Si Kecil dengan lebih baik.


(Foto/Gambar: Ilustrasi bayi yang kebiruan mengalami sianosis/Dok. ?Arindam Ghosh/iStockphoto edited)



Berikan Komentar Via Facebook