Campak merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya ruam pada tubuh anak. Namun, banyak orang tua yang tidak bisa membedakan campak dengan alergi.
Dilansir dari haibunda.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenalkan campak pada tahun 1963 dan vaksinasi yang meluas. Penyakit ini pun menjadi epidemi besar yang terjadi kira-kira setiap 2 hingga 3 tahun.
Tak hanya menyebabkan kematian tinggi di masa itu, diketahui pada tahun 2018 campak juga menewaskan lebih dari 140.000 orang. Kebanyakan kasus merupakan anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun, meski vaksinya sudah efektif dan aman.
Selain campak, anak-anak juga kerap mengalami alergi. Anak yang mengidap alergi pada kulit atau eksim, biasanya akan memperlihatkan tanda ruam pada kulit yang mirip seperti campak.
Meski begitu, alergi pada kulit dan campak adalah 2 hal yang berbeda. Karena itu, Anda perlu mengetahui perbedaan antara campak dan alergi pada anak.
Perbedaan campak dan alergi
Mengutip dari laman Baby Magazine, benjolan atau ruam pada alergi biasanya terlihat kemerahan dan muncul dengan cepat di berbagai bagian tubuh. Tak hanya itu, ruam pada alergi cenderung gatal karena terpapar alergen atau pencetus alergi seperti bulu, rumput, atau makanan tertentu.
Sementara itu, laman NHS menjelaskan bahwa ruam pada campak terkadang membentuk bercak-bercak. Ruam ini biasanya tidak menimbulkan rasa gatal.
Dokter spesialis anak, Dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A, menjelaskan bahwa campak merupakan penyakit yang sangat menular dengan kemungkinan lebih dari 90% pada anak yang terpapar. Campak biasanya menular antara 4 hari sebelum hingga 4 hari sesudah ruam muncul pertama kali.
"Campak merupakan penyakit yang sangat menular, dengan kemungkinan penularan hingga mencapai lebih 90% pada anak yang terpapar dengan penderita campak," jelas Dr. Dian Sulistya.
"Manusia merupakan satu-satunya reservoir (tempat berkembangnya virus) sehingga penyakit ini sangat mungkin untuk dieradikasi. Campak sangat menular terutama antara 4 hari sebelum, hingga 4 hari sesudah ruam muncul pertama kali," lanjutnya.
Sementara itu, Dokter Anak Konsultan Alergi Imunologi, dr. Isman Jafar, Sp.A(K), mengatakan bahwa alergi bukanlah hal yang menular. Alergi merupakan kondisi yang diturunkan.
"Alergi itu tidak menular, tetapi diturunkan. Ayah dan Bunda tidak memiliki gejala saja anak berpotensi alergi sebesar 5-15%," katanya pada wartawan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
GEJALA KHAS CAMPAK PADA ANAK
Gejala dan tanda campak pada anak
Dokter Dian menjelaskan lebih lanjut tentang gejala campak pada anak. Nyatanya, ada beberapa tanda campak yang mungkin terlihat pada anak. Berikut ulasannya:
Demam tinggi,
Mata merah (konjungtivitis),
Pilek dan batuk,
Kemudian akan diikuti oleh muncul ruam 2-4 hari setelah timbul demam (saat demam masih tinggi),
Tanda yang khas pada pemeriksaan adalah adanya Bercak Koplik, bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam, dan
Umumnya penderita campak akan lemas dan berisiko mengalami dehidrasi bila asupan cairan tidak terpenuhi.
Tipe ruam yang khas pada campak
Tak hanya itu, ada beberapa tipe ruam yang khas pada campak. Misalnya saja sebagai berikut:
Ruam campak adalah berupa makulopapular (kemerahan dan sedikit timbul, tidak berisi cairan),
Biasanya berlangsung 5-6 hari,
Ruam muncul awalnya pada garis rambut, kemudian meluas ke wajah dan leher bagian atas, dan
Selama 3 hari berikutnya, ruam secara bertahap menyebar ke badan hingga mencapai tangan dan kaki.
Perlukah anak divaksin?
Dian mengatakan, satu-satunya pencegahan campak pada anak yang paling efektif adalah dengan pemberian vaksinasi. Saat ini, tersedia 3 jenis vaksin yang mengandung virus campak yang dilemahkan.
"Satu-satunya pencegahannya adalah dengan pemberian vaksinasi ya, Bunda. Saat ini tersedia 3 jenis vaksinasi kombinasi yang mengandung virus campak yang dilemahkan," tuturnya.
Pemberian vaksinnya juga tidak bisa sembarangan. Anda harus sesuaikan jenis vaksin dengan usia Si Kecil. Berikut ini jadwal pemberiannya:
Pada umur 9 bulan, anak diberikan vaksin MR, namun jika sampai umur 12 bulan belum pernah mendapatkan vaksin MR, maka dapat langsung diberikan vaksin MMR.
Jika anak sudah berusia 18 bulan, bisa diberikan lagi dosis ulangan MR atau MMR
Vaksin dosis ketiga kembali diberikan saat anak berusia 5-7 tahun (di sekolah dasar, pada program BIAN).
Efektivitas ketiga vaksin campak ini sangat tinggi, yakni mencapai hingga 95% pada dosis pertama dan 99% setelah dosis kedua.