Mitos Unyeng-Unyeng Kepala: Tidak Ada Hubungan dengan Sifat Keras Kepala atau Kenakalan Anak
Mitos Unyeng-Unyeng Kepala: Tidak Ada Hubungan dengan Sifat Keras Kepala atau Kenakalan Anak
Sabtu, 16 Desember 2023 11:05 WIB | 809 views

Unyeng-unyeng atau pusar kepala, yaitu bagian rambut yang tumbuh melingkar di titik pusat kepala, kerap dianggap sebagai penanda anak yang keras kepala dan nakal. Namun, apakah benar memiliki lebih dari satu unyeng-unyeng menandakan sifat-sifat tersebut?

Menurut informasi dari Healthline, unyeng-unyeng adalah titik pertumbuhan rambut dengan formasi melingkar di kulit kepala. Terdapat istilah 'mahkota ganda' untuk anak yang memiliki dua unyeng-unyeng. Meski pola pertumbuhan ini tidak memiliki dampak kesehatan atau tujuan tertentu pada tubuh, penelitian mengenai pembentukan lebih dari satu unyeng-unyeng masih terbatas.


Dilansir dari laman HaiBunda, studi tahun 2004 pada 500 partisipan pria menunjukkan bahwa 75% dari mereka memiliki unyeng-unyeng searah jarum jam, sementara 11% memiliki pola berlawanan. Meskipun terdapat asosiasi antara unyeng-unyeng ganda dengan berbagai hal dalam masyarakat, seperti kondisi kesehatan dan kecerdasan, penjelasan ilmiah mengapa lebih dari satu unyeng-unyeng terbentuk masih belum jelas.

Namun, pernyataan bahwa anak yang memiliki lebih dari satu unyeng-unyeng cenderung keras kepala dan nakal ternyata merupakan mitos. Menurut Ensiklopedia Calon Ibu karya Yazid Subakti, secara biologis, jumlah unyeng-unyeng tidak memiliki kaitan dengan otak atau saraf. Sifat anak, termasuk kekerasan kepala atau kenakalan, lebih dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan di sekitarnya.


Ana Widyastuti, M.Pd, Kons, menegaskan dalam bukunya bahwa anak yang nakal cenderung memiliki perilaku menyimpang dari norma dan kebiasaan. Kenakalan anak usia dini dapat mencakup tindakan agresif terhadap teman, menarik rambut, serta menentang perintah guru dan orang tua.

Untuk mengatasi perilaku nakal anak, disarankan agar orang tua bersikap konsisten, berbicara dengan anak untuk memahami motivasi mereka, dan menghindari penggunaan kekerasan fisik. Memberikan contoh perilaku positif juga dianggap penting, karena anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka.



(Foto/Gambar: Ilustrasi unyeng-unyeng anak/Dok. Ryan Christensen/iStockphoto)



Berikan Komentar Via Facebook