Tangisan bayi baru lahir seringkali dianggap sebagai tanda bahwa bayi tersebut sehat setelah dilahirkan. Namun, terdapat situasi di mana beberapa bayi tidak langsung menangis setelah lahir, yang menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua.
Lalu, apa fakta sebenarnya dalam dunia medis? Berikut ini pembahasan lebih lanjut mengenai menangis bayi yang tertunda dan apakah hal tersebut membahayakan, dilansir dari HaiBunda.
Fungsi bayi menangis saat lahir
Menangis adalah refleks alami bayi baru lahir, yang memiliki beberapa fungsi penting dalam proses adaptasi mereka ke dunia luar rahim. Meskipun menangis sering kali dianggap sebagai suara yang mengganggu, sebenarnya itu adalah cara komunikasi pertama yang dimiliki bayi untuk menyampaikan kebutuhan, ketidaknyamanan, atau ketidakpuasan mereka.
Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap mengenai fungsi menangis pada bayi baru lahir:
1. Pembersihan Saluran Napas
Saat bayi lahir, saluran napas mereka masih berisi cairan amnion yang dapat menghalangi pernapasan normal. Dengan menangis, bayi dapat mengeluarkan cairan tersebut dan membuka saluran napas mereka untuk bernapas dengan bebas.
2. Memulai Pernapasan
Saat bayi menangis, gerakan diafragma dan otot-otot pernapasan lainnya terstimulasi, membantu mengisi paru-paru dengan udara untuk pertama kalinya. Ini penting agar bayi dapat memperoleh oksigen yang cukup dan memulai fungsi pernapasan yang normal di luar rahim.
3. Mengatur Suhu Tubuh
Proses menangis meningkatkan metabolisme dan aktivitas fisik bayi, menghasilkan panas dalam tubuh mereka. Ini membantu menjaga suhu tubuh mereka tetap stabil dan mencegah hipotermia, terutama pada bayi yang lahir prematur atau dalam kondisi lingkungan yang dingin.
4. Memperoleh Perhatian dan Perawatan
Bayi menggunakan menangis sebagai cara untuk menarik perhatian orang tua dan pengasuh mereka. Ini adalah bentuk komunikasi awal mereka untuk mengungkapkan kebutuhan atau ketidaknyamanan mereka, seperti lapar, kenyang, basah, atau ingin diberi perhatian dan kasih sayang. Menangis bayi secara alami memicu respons emosional pada orang dewasa, yang pada gilirannya membantu memenuhi kebutuhan bayi.
5. Menunjukkan Kesehatan
Bayi yang menangis dengan suara kuat dan nyaring menunjukkan bahwa sistem pernapasan dan saraf pusat mereka berfungsi dengan baik. Selain itu, menangis yang sehat juga menandakan bahwa bayi memiliki kekuatan dan vitalitas yang memadai.
Penyebab bayi tidak menangis saat lahir
Bayi yang tidak menangis setelah lahir, dapat mengindikasikan kondisi yang dikenal sebagai asfiksia neonatorum atau kekurangan oksigen pada bayi baru lahir. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum mengapa bayi mungkin tidak menangis setelah lahir:
Gangguan Pernapasan: Ini dapat terjadi karena cairan amnion yang tersisa di saluran napas bayi, obstruksi saluran napas, atau gangguan pada paru-paru bayi.
Hipoksia Intrapartum: Hipoksia intrapartum terjadi ketika pasokan oksigen ke bayi terganggu selama proses persalinan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipoksia intrapartum termasuk masalah plasenta, masalah tali pusat, atau gangguan pada sirkulasi ibu.
Kelahiran Prematur: Bayi yang lahir prematur cenderung memiliki sistem pernapasan yang belum sepenuhnya matang. Kekurangan surfaktan (zat yang membantu mencegah kolaps paru-paru) dan perkembangan yang belum sempurna dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas dan tidak menangis setelah lahir.
Infeksi: Infeksi pada ibu selama kehamilan, seperti infeksi plasenta atau infeksi pada bayi itu sendiri, dapat menyebabkan bayi mengalami kesulitan bernapas dan tidak menangis secara normal setelah lahir.
Kepala Trauma: Jika bayi mengalami trauma pada kepala selama proses kelahiran, misalnya karena penggunaan alat bantu persalinan seperti vakum atau forceps, hal ini dapat menyebabkan cedera pada sistem saraf yang mengatur refleks menangis.
Kelainan Jantung atau Paru-paru: Beberapa kelainan jantung atau paru-paru pada bayi dapat mengganggu fungsi pernapasan normal dan menyebabkan bayi tidak menangis setelah lahir.
Penanganan medis pada bayi yang tak menangis saat lahir
Tenaga medis yang hadir saat persalinan memiliki peran penting dalam memberikan bantuan medis atau resusitasi bayi saat lahir, terutama jika bayi tidak menangis segera setelah kelahiran. Berikut adalah penjabaran lebih lanjut mengenai pentingnya bantuan medis tersebut:
1. Evaluasi Kondisi Bayi
Tenaga medis yang terlatih memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk secara cepat dan akurat mengevaluasi kondisi bayi yang tidak menangis segera setelah lahir. Mereka akan memeriksa pernapasan bayi, denyut jantung, dan kesehatan secara keseluruhan. Dengan melakukan evaluasi ini, mereka dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin menyebabkan kesulitan pernapasan atau kekurangan oksigen pada bayi.
2. Tindakan yang Tepat
Berdasarkan hasil evaluasi, tenaga medis akan mengambil tindakan yang sesuai untuk membantu bayi bernapas dan memulihkan fungsi organ vital yang baik. Resusitasi bayi dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik yang telah terstandarisasi, seperti memberikan rangsangan fisik, membersihkan saluran napas, dan memberikan bantuan pernapasan, termasuk ventilasi dengan bantuan alat. Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan aliran oksigen ke paru-paru bayi dan memulihkan detak jantung yang normal.
3. Mencegah Komplikasi dan Kerusakan Otak
Dalam kasus-kasus di mana bayi mengalami kekurangan oksigen yang signifikan, intervensi medis yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius, seperti kerusakan otak. Kekurangan oksigen yang berkepanjangan dapat menyebabkan cedera otak permanen atau kelainan perkembangan pada bayi. Dengan memberikan resusitasi yang tepat waktu, tenaga medis berupaya untuk meminimalkan risiko kerusakan otak dan mengamankan kesehatan bayi.
4. Keselamatan dan Kesehatan Bayi
Pentingnya bantuan medis saat lahir adalah untuk memastikan keselamatan dan kesehatan bayi secara keseluruhan. Dengan melakukan resusitasi yang efektif, tenaga medis berperan dalam memberikan dukungan dan perawatan yang diperlukan untuk membantu bayi bernapas dengan baik, memperoleh oksigen yang cukup, dan memulai adaptasi yang sehat ke lingkungan baru mereka di luar rahim.
Pencegahan asfiksia bayi baru lahir
Untuk mencegah bayi mengalami asfiksia saat lahir, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh ibu hamil. Berikut ini adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko asfiksia pada bayi:
Pemeriksaan kehamilan rutin,
Menerapkan gaya hidup sehat,
Mengelola penyakit dan kondisi kesehatan ibu,
Pemantauan gerakan janin, dan
Persiapan persalinan yang baik.
Kami sarankan Anda untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan nasihat yang tepat dan spesifik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ibu hamil. Tindakan pencegahan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko asfiksia pada bayi dan memastikan kelahiran yang sehat.