Alergi terhadap telur adalah salah satu jenis alergi makanan yang paling umum terjadi pada anak-anak. Mereka yang mengalami kondisi ini biasanya menunjukkan gejala beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi telur atau produk yang mengandung telur.
Gejala alergi dapat bervariasi dari ringan hingga berat, termasuk kesulitan bernapas, mual, dan gatal-gatal.
Reaksi alergi terhadap telur biasanya muncul sejak bayi. Untungnya, sebagian besar anak-anak sembuh dari alergi ini sebelum mereka memasuki usia sekolah.
Namun, selama gejala alergi masih ada, sangat penting untuk menghindari konsumsi telur dan produk yang mengandung telur.
Bagian Telur yang Menyebabkan Alergi
Menurut Health Direct, reaksi alergi biasanya disebabkan oleh putih telur, meskipun dalam beberapa kasus kuning telur juga dapat memicu alergi.
Banyak anak lebih mungkin bereaksi terhadap telur mentah atau setengah matang dibandingkan dengan telur yang dimasak atau dipanggang (misalnya dalam kue). Jika Anda menduga ini terjadi pada Si Kecil, konsultasikan dengan dokter apakah perlu menghindari semua makanan yang mengandung telur.
Cara Mengenalkan Telur pada MPASI Bayi
Pada usia sekitar 6 bulan, bayi dapat mulai dikenalkan dengan berbagai makanan, termasuk telur matang. Penting untuk memastikan telur dimasak dengan baik untuk menghindari bakteri berbahaya.
Sebelumnya, pemberian makanan seperti telur pada bayi dihindari untuk mencegah alergi, namun teori ini tidak didukung oleh penelitian yang memadai. Seperti semua makanan baru, terbaik adalah memperkenalkan telur matang sendiri atau dengan makanan yang sudah pernah dicoba oleh bayi, sehingga mudah untuk mengaitkan gejala apa pun dengan makanan baru tersebut.
Gejala Alergi Telur
Gejala alergi telur biasanya muncul beberapa menit setelah anak mengonsumsi telur, namun kadang-kadang bisa muncul beberapa jam kemudian.
Gejala ringan termasuk:
Pembengkakan pada wajah, bibir, atau mata
Sensasi kesemutan di mulut
Nyeri perut atau muntah
Gejala anafilaksis yang lebih serius meliputi:
Sulit bernapas
Pembengkakan pada lidah atau tenggorokan
Suara serak atau kesulitan berbicara
Mengi atau batuk terus-menerus
Kulit pucat
Lemas disertai pusing atau pingsan
Jika anak mengalami gejala alergi setelah mengonsumsi telur, segera konsultasikan dengan dokter. Tes darah dan kulit dapat membantu mendiagnosis penyebab reaksi alergi.
Makanan yang Mengandung Telur
Makanan kemasan yang mengandung telur harus dicantumkan dengan huruf tebal pada daftar bahan di labelnya. Selalu periksa label makanan, terutama makanan yang belum pernah dikonsumsi sebelumnya oleh anak.
Beberapa makanan yang sering mengandung telur adalah:
Kue, muffin, croissant, dan biskuit
Kue kering, kue tart, pancake, dan donat
Makanan penutup seperti custard, mousse, puding, es krim
Cokelat, marshmallow, dan kembang gula
Minuman malt dan bubuk tambahan susu
Mi telur atau pasta
Roti bakar
Nasi goreng dan masakan Asia lainnya
Mayones dan saus
Beberapa roti dan bakpao memiliki bagian atas yang mengkilap karena telah diolesi telur sebelum dipanggang. Untuk produk kemasan, periksa labelnya untuk mengetahui apakah mengandung telur atau tidak.
Jika Anda dan Si Kecil makan di luar, tanyakan kepada pelayan atau pramuniaga apakah produk tersebut mengandung telur.
Rekomendasi Makanan Pengganti dari Dokter Anak
Mencari makanan pengganti untuk anak yang alergi telur sering kali membingungkan orang tua. Dilansir dri aman HaiBunda, dokter spesialis anak, dr. Citra Amelinda, SpA, memberikan rekomendasi makanan pengganti berikut:
Protein: Dapat ditemukan di daging merah, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
Zat Besi: Banyak terdapat di hati, makanan laut, dan sayuran berdaun hijau.
Vitamin A: Ditemukan dalam sayuran berwarna oranye seperti wortel dan paprika, serta dalam susu dan produk olahannya.
Vitamin D: Terdapat dalam ikan kembung, salmon, tuna, makarel, keju, dan jamur shitake.
Vitamin B12: Ditemukan dalam daging merah dan makanan laut seperti ikan, udang, dan cumi.
Folat: Terdapat pada brokoli, kangkung, bayam, buncis, dan kacang-kacangan.
Lutein dan Kolin: Lutein terdapat pada brokoli, asparagus, selada, dan kubis, sementara kolin terdapat pada daging, kedelai, ikan, kentang, dan gandum.
Untuk menggantikan peran telur sebagai penyatu atau pengembang makanan, setiap telur dalam resep dapat diganti dengan salah satu bahan berikut:
2 sdm pisang tumbuk
1 sdt bubuk gelatin tanpa rasa dicampur dengan 2 sdm air
1 sdt ragi dilarutkan dalam 1/4 gelas air hangat
2 sdm sayuran yang dihaluskan
1 1/2 sdm minyak dicampur 1 1/2 sdm air dan 1 sdm cuka
1/4 gelas kentang atau labu yang ditumbuk
Itulah beberapa rekomendasi makanan pengganti dari dokter anak jika Si Kecil memiliki alergi telur. Tetap perhatikan respons alerginya secara berkala dan konsultasikan ke dokter secara rutin.
Ilustrasi Telur (Foto: 4045/Freepik)